TIKUNGAN TEMAN

Oleh: Yolla Emylia.
"Nay!" Teriakan seseorang memanggil namanya. Dia Zara, teman Naya yang tega menikung temannya sendiri. Bagaimana tidak, karna sudah beberapa kali Zara merebut laki-laki yang sedang dekat dengan Naya.
"Oh, hay!" Sapa Naya mencoba ramah sambil tersenyum dan melambaikan tangan ke Zara. Naya tipe orang pemaaf dan baik, tapi terkadang kebaikan Naya kerap disalah gunakan.
"Aku mau kekantin, ikut nggak?" Dengan tanpa canggung dan merasa bersalah Zara berbicara dengan santainya kepada Naya.
"Ehmm...enggak ah Zar, masih ada banyak tugas yang harus aku selesaikan." Kata Naya yang mencoba meredam rasa sakitnya akan perbuatan Zara waktu itu.
"Oh,ok! Duluan ya." Kata Zara sembari berjalan meninggalkan Naya. Dan Naya hanya membalas dengan menganggukkan kepala sambil tersenyum tipis. Sebenarnya sih tidak ada tugas, tapi Naya hanya menjadikan tugas sebagai alasan agar tidak bersama Zara.
Jam kuliah Maya sudah selesai. Hari ini Naya memutuskan pulang kuliah jalan kaki, dengan alasan menghemat uang. Naya adalah wanita yang sederhana, diapun dari keluarga sederhana. Meskipun begitu dia bukan wanita yang putus asa. Dia wanita yang pantang menyerah dan pantas untuk diacungi jempol. Sudah agak lama Naya berjalan kaki namun belum sampai juga. Dan akhirnya Naya pun duduk disebuah taman upaya melepas rasa lelahnya. Dalam pikiran Naya sempat terlintas kenangan masa lalunya dengan seseorang yang dia sayang dulu.
"Tama Adiputra" itulah lelaki pertama yang dia sayang. Yang kenangannya tak bisa Naya lupakan hingga sekarang. Dulu Naya dan Tama sempat menjalin sebuah hubungan. Namun sayang, hubungan mereka kandas ditengah jalan dan tidak berlangsung lama karna kehadiran Zara. Waktu itu Zara cemburu dan iri dengan kedekatan mereka berdua, dan tidak ada satu lelakipun yang mendekatinya. Zara semakin jengkel kepada mereka berdua, karna semakin hari semakin lengket saja mereka.
***
Suatu hari, Zara sangat frustasi melihat kemesraan dan tawa mereka. Seolah-olah mereka tidak merasakan apa yang Zara rasakan selama ini. Lalu Zara membuat rencana untuk mendekati Tama dan merebutnya dari Naya. Alhasil Tama pun lebih memilih Zara dan meninggalkan Naya. Betapa kecewanya, sakitnya dan hancurnya hati Naya. Melihat seseorang yang dia sayang lebih memilih meninggalkannya demi bersama teman dekatnya Zara. Setelah beberapa kejadian itu, Naya mencoba melupakan dan membuka hatinya kembali. Hingga suatu saat ada yang mendekatinya, tapi lagi-lagi Zara mengulangi perbuatannya.
Setelah Naya sampai didepan rumahnya,dia melihat sosok lelaki berdiri di depan pintu teras rumahnya. Sembari menghampiri, Naya terkejut melihat lelaki tersebut.
"Tama!" Sontak Naya yang terkejut yang mulai menitihkan air mata. Mengingat wajah yang sama seperti dulu, rasa sayang Naya pada Tama kembali berkecamuk dihatinya.
"Ngapain kamu disini?" Tanya Naya sambil mengontrol emosinya.
"Aku ingin menemuimu dan minta maaf padamu." Jawab Tama.
"Untuk apa menemuiku dan minta maaf padaku? Bukankah kamu telah meninggalkanku dan lebih memilih Zara. Apa belum cukup rasa sakit yang kamu berikan padaku?" Tanya Naya tak kuasa membendung air matanya dan emosi serta kesabaran yang mulai memuncak.
"Bukankah kamu mencintai Zara, dan Zara pun mencintaimu, lalu untuk apalagi kembali dihidupku, sudahlah lebih baik kamu pergi!" Naya memalingkan wajahnya sambil mengusap air mata yang terus menetes.
"Aku menyesal, aku telah salah memilih, maafkan aku,aku baru sadar kalau aku hanya mencintaimu, please Nay? Kumohon kembalilah padaku?" Secepat kilat Naya berkata, "Maaf Tama! Sudah terlalu sakit hati ini karnamu dan Zara, selamat! Kalian berdua telah berhasil melukai hatiku. Dan ya, terimakasih atas penghianatan kalian padaku." Dengan segera Naya masuk kedalam rumah meninggalkan Tama.
End

Comments