TENTARA HANTU

Aku memiliki pengalaman seram tentang tentara hantu ketika masih tinggal di Timor-timur dulu (sekarang jadi negara Timor Leste). Cerita ini mungkin akan membuat anda penasaran, karena aku pun hingga saat ini masih bertanya-tanya tentang kejadian mistis itu.
Ayahku adalah seorang TNI dan sedang bertugas di Dili, Timor-timur. Dan sebagai pasukan yang siap bertempur kapanpun, kami sekeluarga harus tinggal di sebuah barak bersama keluarga lainnya.
Menurut informasi yang aku dapatkan, barak itu dulunya dipakai untuk menyimpan para tawanan dan pasukan yang telah meninggal.
Jika dilihat sekilas tempatnya sangat sejuk dan nyaman karena tinggal dengan banyak keluarga. Namun semua berubah menjadi mencekam ketika sang mentari telah kehabisan sinarnya.
Hampir setiap malam, aku selalu mendengar suara tentara sedang berbaris.
“Drap..drap..drap..drap!” derap langkah kaki mereka terdengar sangat rapih dan teratur.
“Mah, itu suara apa?” aku bertanya pada ibuku.
“Ssst! Udah tidur aja” jawab ibu aku.
Hampir tiap malam aku bertanya hal yang sama dan ibu selalu menjawab dengan jawaban yang sama.
Terkadang suara-suara itu tidak berhenti di situ saja. Ketika sedang terlelap tidur pun aku selalu terbangun karena kaget. Terdengar suara orang melangkah di atas atap barak yang kebetulan masih menggunakan atap dari seng.
Saat itu aku belum merasa takut karena berpikir yang sedang baris-berbaris itu adalah ayah dan teman-temannya. Karena hampir setiap malam ayah selalu pergi dengan alasan ada tugas malam
Anda pasti tahu kalau hantu itu pandai menakut-nakuti manusia, betul kan?
Ketika itu menjelang tidur malam, aku dan ibu akan bergegas untuk tidur. Aku berbaring sambil berguling-guling di tempat tidur.
Ketika itu ibu aku pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Aku sendiri berbaring di tempat tidur menatapi langit-langit barak tempat aku tinggal.
Tiba-tiba derap langkah kaki para tentara itu terdengar lagi olehku. Aku merasa penasaran dengan suara itu. aku mencoba untuk mengintip dari balik jendela tapi tidak terlihat ada orang yang sedang baris-berbaris.
“Kok gak ada?” gumamku.
Merasa semakin penasaran, aku mencoba untuk keluar.
Ketika aku keluar memang aku tidak melihat ada orang. Bahkan keluarga lainnya seperti memenjarakan dirinya di dalam barak. Suasana sangat sepi dan hanya di terangi oleh beberapa lampu kecil yang berukuran 10 watt.
“Drap…drap…drap…drap…” terdengar lagi derap langkah itu dari kejauhan.
Tampak senyuman diwajahku mendengar suara itu. aku pun mulai melihat dalam kegelapan tampat satu peleton pasukan sedang berjalan menuju barak tempatku.
Sebagai anak kecil yang polos, aku tampak senang sekali dan sesekali melompat-lompat sambil melambaikan tangan. Aku senang sekali melihat ayahku dan teman-temannya sedang berjalan menuju tempatku.
Semakin lama pasukan itu semakin tampak jelas. Senyuman lebar di wajahku tiba-tiba meleleh dan berganti dengan wajah penuh ketakutan.
Pasukan yang aku kira adalah ayahku dalam kegelapan tadi ternyata bukan!
Aku melihat jelas pasukan itu menggunakan pakaian loreng khas tentara dan bersenjata lengkap. Namun mereka bukanlah manusia!
Sebagian dari mereka ada yang tidak memiliki kepala. Ada yang setengah kepalanya telah hancur. Bahkan aku melihat jelas ada yang ususnya terurai keluar seperti bekas koyakkan senjata tajam.
Belum selesai aku melihat mereka semua dengan jelas tiba-tiba ibuku segera menutup mataku dan menarikku ke dalam.
Aku hanya terdiam tidak banyak kata-kata saat itu. Ibuku hanya berpesan “jangan keluar lagi kalau udah jam segini!”
Aku hanya terdiam dan ketakutan dengan apa yang telah aku lihat tadi.
Tidak lama kemudian ayahku datang. Aku segera memberanikan diri untuk bertanya padanya “Yah, kok tadi teman-teman ayah mukanya hancur-hancur semua waktu baris di depan?”
Raut wajah ayahku tiba-tiba berubah menjadi tegang. “Udah tidur aja, gak apa-apa” jawabnya sambil mengusap kepalaku.

Comments